6. Azzubair Ibnul Awwam (Pengikut Setia Rasulullah)
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Ia adalah orang yang pertama kali menghunus pedangnya di perang fi sabilillah. Ia disebut Hawaryy Rasulullah saw. Terlihat sekali jikalau Rasulullah sangat mencintai dirinya. Itu bukan hanya karena ia anak bibi Rasulullah Saw atau karena suami dari Asma (putri Abubakar) tapi karena ia adalah seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah Swt. Sampai-sampai saat Azzubair meninggal, ia meninggalkan hutang. Dikarena seluruh hartanya diinfakkan untuk perjuangan islam.
Azzubair adalah orang pertama yang akan berteriak dengan lantang menyambut ajakahn bila diserukan,“Ayo berjihad Fi sabilillah.“ Ia pun tak pernah absen berjihad selama hidupnya. Dirinya tercatat dalam rombongan yang pernah hijrah ke Habasyah sebelum ke Madinah.
Azzubair ditikam saat tengah menunaikan ibadah salat. Ia meninggal pada tahun 36 Hijriah. Dimana usianya telah menginjak 67 tahun.
7. Sa’ad Bin Abi Waqqash (Orang Pertama yang terkena panah Fi Sabilillah)
Sa’ad masuk Islam pada awal datangnya Islam di Mekah. Ia berkata: “Saya adalah orang ketiga yang masuk Islam“
Turut serta dalam Perang Badar dan seluruh peperangan setelahnya bersama Rasulullah saw. Ia adalah orang yang pertama kali melontarkan anak panahnya di perang fi sabilillah. Adapun lontaran anak panahnya diarahkan pada sebuah pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Sofyan. Pertemuan 2 pasukan itu terjadi dekat Rabigh di awal tahun pertama Rasulullah saw datang di Madinah.
Kemenangan gemilang yang diperoleh Sa’ad adalah saat menang melawan tentara Parsi dalam perang Alqodisiyyah. Dimana pada saat itu Sa’ad sebagai panglima perang yang memimpin 30.000 lebih tentara. Dimana diantara mereka 99 orang peserta perang Badar dan 318 orang dari yang berbaiat kepada Rasulullah (baiat Arridhwan) dan sebelumnya, serta 300 orang dari mereka yang membuka Mekah ditambah 700 orang putra-putri para sahabat.
Saat itu sebelum pertemburan dimulai, Sa’ad jatuh sakit dan tak memungkinkan untuk menaikki kuda, ia pun mengangkat Khalid bin Arfathah sebagai penggantinya. Dalam peperangan inilah kebesaran jiwa dan mentalnya terlihat dalam memimpin pasukan pun terlihat kepandaiannya dalam mengatur strategi. Selepas beristirahat selama dua bulan lamanya, perjalanan mereka kembali berlanjut ke negeri Parsi dan berhasil menguasai ibu kotanya. Disini Sa’ad pun diangkat sebagai Gubernur Alkufah oleh Khalifah Umar ra.
Saat ia menjabab timbul fitnah sana-sini untuk meredamnya, ia pun diberhentikan dari jabatannya. Tapi hal itu tak lantas membuat Umar ra hilang kepercayaan padanya. Sebelum wafatnya Khalifa Umar ra, Sa’ad ditunjuk sebagai anggota syura dan Umar berkata,”Apabila Sa’ad yang terpilih menjadi Khalifah oleh majelis syura baiklah, dan kalau tidak maka aku pesan kepada Khalifat sesudahku agar mengangkat Sa’ad kembali untuk memangku suatu jabatan. Sesungguhnya aku memberhentikan jabatannya bukan karena ia lalai atau berkhianat.”
Kemudian Utsman menjalankan wasiat Umar ra. Namun Sa’ad tak lama memangku jabatannya. Ia lantas mengundurkan diri dan menjauhkan diri dari kesibukkan pemerintahan karena baginya sudah banyak terjadi pergeseran dan perubahan dikalangan muslimin. Sa’ad tak pernah memperdulikan tuduhan fitnah yang menghinggapi dirinya, ia hanya berdoa dan terus berdoa dan Allah mengabulkan permintaannya. Diriwayatkan dari Ibnul Atsir bahwa orang yang memfitnahnya menjadi buta, beranak sepuluh orang perempuan dan bila mendengar suara istrinya dia pegang erat-erat dan memaki-makinya.
Sa’ad wafat di istananya di Aqiq, yang jaraknya 10 mil dari Madinah. Lalu jenazahnya dipikul ke Madinah. Itu terjadi tahun 55 H. saat itu ia berusia 70 tahun lebih. Ia merupakan orang yang terakhir meninggal diantara 10 orang yang mendapat kabar gembira masuk surga.
8. Abdurrahman bin Auf (Pedagang Besar yang Sukses)
Abdurrahman bin ’Auf juga termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Ia di antara sahabat Rasul yang memiliki harta berlimpah. Ia menguasai perekonomian dan keuangan.
Dikarenakan gangguan dan siksaan Quraisy meningkat, Abdurrahman pun pergi berhijrah ke Habasyah. Ternyata begitu kembali ia masih mendapat gangguan bahkan pada saat melakukan hijrah kedua hal itu masih terus berlangsung.Abdurrahman bukan melarikan diri untuk kepentingan pribadinya belaka tapi ia melarikan diri untuk lepas dari cengkraman manusia-manusia yang sesat.
Bumi Allah itu teramat luas dan barang siapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka mendapati dimuka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Ia merupakan salah seorang dari pilar islam yang dibina dan dipersiapkan Rasulullah Saw untuk membawa panji dan penyebaran agama islam. Itulah sebabnya saat ia hijrah ke Madinah seluruh hartanya disita kaum Quraisy.
Di Madinah Abdurrahman kembali memulai usahanya. Pelan namun pasti ia mendapatkan kembali kesuksesannya. Ia sukses dalam perdagangan karena mengikuti petunjuk yang diberikan nabi Saw. Suatu hari ia tersentuh dengan pesan-pesan Rasulullah, ia pun mulai banyak beramal sodakoh dan Allah melipatgandakan kekayaannya. Ia pun bersaing dengan Utsman bin Affan dalam hal membiayai pasukan isla, dengan memberikan separuh kekayaannya kepada Rasulullah.
Abdurrahman meninggal di Madinah, dan dimakamkan di Baqi’ tahun 32 H saat kekhalifahan Usman bin Affan. Usman ikut menyolati jenazahnya. Ia wafat pada usia 72 tahun.
9. Said bin Zaid (salah seorang yang dicintai Allah)
Said ikut serta dalam perang uhud, namun tidak dalam perang Badar. Itu dikarenakan ia sedang melakukan tugas mengintai kailah dan kekuatan lawan yang sedang dalam perjalanan ke negeri Syam. Dalam tugas ini ia menjalankannya bersama Thatlahah bin Ubaidillah. Said memeluk Islam sebelum Umar ibnul Khatabbab, yang manaFatimah intul Khatabbab adalah dik Umar.
Zaid bin Amru in Nufail, ayah Said merupakan orang yang berhenti menyembah berhala sebelum Muhammad diutus sebagai nabi dan rasul. Beliau juga merupakan orang yang menentang keras penguburan bayi hidup-hidup bayi perempuan. Allah telah memberi hidayah kepada tiga orang tanpa melalui kitab atau nabi mereka, yaitu kepada;
1. Zaid bin Amru bin Nufail
2. Abu dzar Alghiffaro
3. Salim Alfarisi
Seluruh kehidupan Said adalah untuk kepentingan tugas bertempur dan termasuk dalam kalangan yang disebut “Prajurit tak dikenal.” Dan ia selalu menolak setiap kali dicalonkan dan selalu menyarankan orang lain untuk menduduki posisi yang ditawarkan. Ia belum memiliki ambisi untuk menduduki suatu jabatan.
Said pernah mendapat fitnah dari seorang wanita bernama Arwa binti Aus. Ia menuduh Said telah mendzaliminya dengan mrampas tanahnya dan hal itu ia laporkan pada penguasa kota Madinah, Marwan ibnul Hakim. Said tak terima dengan segala tuduhan bohong itu. Ia membela diri dengan berkata,”Apakah patut aku mendzaliminya sedangkan aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Barang siapa mendzalimi orang sejengkal tanah maka Allah akan meihatnya pada hari kiamat dengan tujuh lingkaran bumi.”
Saidpun memanjatkan doa dan Allah mengabulkannya. Wanita itu ternyata memang gemar mendzalimi orang lain itu menjadi buta dan ia mati didalam sumurnya.
Said meninggal tahun 51 H. Saat itu ia tengah berusia lebih dari 70 tahun.
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah (Pemegang Amanat Umt dan Amanat Rasulullah Saw
Abu Ubaidah masuk Islam pada awal datangnya Islam di Mekah, sebelum Rasulullah saw masuk Darul Arqam. Ketika perang Badar, Abu Ubaidah pun ikut memperkuat dan membela kaum muslimin, sementara ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy. Entah mengapa dalam pertempuran itu sang ayah terus memburu dirinya, padahal ia sengaja menghindar. Terus-terusan diburu akhirnya Abu Ubaidah pun menghadapinya. Dalam pertempuran itu ayahnya pun mati. Didalam hatinya sebenarnya berat untuk melakukannya akan tetapi demi menegakkan amanat Allah dan rasulNya tetap harus melakukannya. Karena peristiwa ini Allah menurunkan ayat:
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”
Suatu ketika datanglah seorang utusan masyarakat Najran menemui Rasulullah. Ia meminta kepada Muhammad untuk dikirimkan orang yang mampu mengajarkan hokum-hukum agama islam pada masyarakat Najran. Rasulullah menyanggupi hal tersebut. “Esok hari aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar amin, benar-benar amin, benar-benar amin.“ (Rasulullah mengulang kata amin tiga kali). Dan orang yang dimaksud Rasulullah adalah Abu Ubaidal. Abu Ubaidah adalah orang yang memegang amanat yang diberikan padanya.
Abu Ubaidah ra. wafat karena wabah penyakit tha’un amwas pada tahun 18 H. Ia dimakamkan di Ghour Baisan di Desa Amta’. Saat itu usianya 58 tahun. Muadz bin Jabal ra. ikut menshalati jenazahnya. Ada riwayat lain menyebutkan Amr bin A’sh pun ikut.
No comments:
Post a Comment