Aku lari dari apa?
Mengapa aku berlari?
Dengan terengah-engah, ku memilih merapat kedinding. Aku berusaha mengatur nafas sambil sesekali menyeka air mata yang tak henti.
Flashback,
"Ma, Pa, bisakah kalian tak berpisah. Bertahanlah, ku mohon..." dengan tatapan memelas gantian ku melihati mereka. Mataku basah sudah.
Apa lacur, seperti yang pernah mama katakan sebelumnya. Sewaktu-waktu beliau akan 'meledak'. Dan itu terjadi pagi ini.
Mama menggeleng pelan, papa membuang muka. Ku yakini mereka, walau ku tahu jauh sebelumnya tentang belang papa dibelakang kami, namun aku memilih diam. Kusembunyikan rapat. Karena bagiku keluarga ini adalah segalanya.
Papa keluar dengan tas ditangan, sambil berkata akan mengirimkan surat cerai secepatnya. Mama tak kalah galak, beliau masuk ke kamar, membanting pintu. Aku jatuh terduduk dan menangis sejadinya. Ini kah akhir keluargaku...
"Pa, aku sayang padamu. Apa yang wanita itu lakukan padamu?"
"Ma, aku juga sangat sayang padamu. Aku tahu ini begitu menyakitkan..."
Aku bangkit dan mulai berlari, berlari, dan terus berlari.
Ku lanjut untuk berlari,
"Ughh..."
Apa ini? mengapa terasa sakit. Aku memagangi perutku, saat ku lihat kedua tanganku penuh darah, aku terperanjat. Dan lebih mengejutkan lagi saat ku berbalik, aku melihatnya...wanita itu...
"Kau..."
Ia tersenyum dingin padaku.
"Pa..."
Tubuhku limbung...
"To...lo...ng..."
No comments:
Post a Comment