Ayah
Apa itu benar...jika kau kembali berbohong?
Ayah
Apa itu benar...karena selalu pembenaran yang Engkau cari atas apa yang telah kau lakukan?
Ayah
Apa itu benar...atas apa yang kembali kau ulang?
Ayah
Apa itu benar...dengan cara yang kau tempuh untuk meraih apa yang kau ingin?
Ayah,
Apa kau tahu
Kau kembali menyakiti kami
Kau kembali mengecewakan kami
Kau kembali membuat luka kami
Ayah,
Sebenarnya apa yang kau cari?
Apa yang kau ingin?
Apa yang ingin kau lakukan?
Apa yang ingin kau balas?
Tuesday, December 6, 2011
Friday, August 5, 2011
Bergerak dan teruslah bergerak, hingga kau tak lagi mampu
Bergerak dan teruslah bergerak hingga kau tak sanggup lagi
Bergerak dan teruslah bergerak hingga nafas terakhirmu
Hingga ajal tiba menjemputmu terus dan teruslah bergerak
Wednesday, May 18, 2011
Lonely... Empty...
Saat keras bertemu keras
seakan hanya milik berdua
Tak melihat kanan-kiri, depan-belakang...
Hanya dirimu dan dirinya
Sakit yang tertinggal tak terasa
Tangis dan amarah tak terlihat
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Hampa...
Tak ada yang mundur
Semua merasa benar
Semua terlihat sama
saat emosi kuasa jiwa
Tak lihatkah
Sekitar
Merintih...
Coba dengar
Coba rasakan
Bagaimana rasanya terhimpit
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Hampa
Ego bermain
Ego pemenang
Selamat, tak ada guna sekarang
Sesalpun tak terlihat
Semua bagimu salah
Mata tertutup
Hati pun sama
Selamat, kau dikuasai kini...
seakan hanya milik berdua
Tak melihat kanan-kiri, depan-belakang...
Hanya dirimu dan dirinya
Sakit yang tertinggal tak terasa
Tangis dan amarah tak terlihat
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Hampa...
Tak ada yang mundur
Semua merasa benar
Semua terlihat sama
saat emosi kuasa jiwa
Tak lihatkah
Sekitar
Merintih...
Coba dengar
Coba rasakan
Bagaimana rasanya terhimpit
Sepi... Kosong
Sepi... Kosong
Hampa
Ego bermain
Ego pemenang
Selamat, tak ada guna sekarang
Sesalpun tak terlihat
Semua bagimu salah
Mata tertutup
Hati pun sama
Selamat, kau dikuasai kini...
Wednesday, April 20, 2011
[FF] Curiga
"Papamu tak akan kembali." ucap mama sebelum mengunci pintu kamarnya. Aku diam tak menanggapi. Entah ini sudah yang keberapa kali mama beranggapan seperti itu. Aku tetap percaya papa akan pulang malam ini seperti malam-malam sebelumnya.
Ya, mama selalu mencurigai papa sejak mengetahui belang laki-laki yang ia sebut suami. Sedangkan aku, aku kecewa dengan papa juga marah. Tapi kini hati ini sedikit melembut, setidaknya setelah beliau meminta maaf dan mengaku salah padaku. Sayang tidak dengan mama, mama tetap saja menaruh curiga dan sudah tak percaya lagi.
Awalnya aku berdiri dipihak mama, kini aku memilih tak memihak siapapun. Keduanya salah, papa salah karena membohongi dan menduakan mama. Dan dimataku mama pun salah, karena tak henti menuduh yang bukan-bukan, walau pada kenyataannya aku pun tak tahu apa yang dilakukan papa saat diluar rumah.
"Papa di rumah, dek?" sebuah pesan singkat datang dari mama.
"Keluar. Ke Bekasi,"
Tak berapa lama telpon rumah berdering. Aku tahu itu pasti mama. Dengan cepat ku raih telponnya.
"Bilang apa lagi?"
"Tak, ada. Hanya ke Bekasi dan mungkin tak bisa menjemput."
"Ya, sudah. Tapi kalau pulang urut papamu ke rumah wanita itu, maka celakalah ia!"
Aku hanya diam mendengarnya, bukan kali ini saja kata 'celaka' itu keluar dari mulut mama. Jujur aku tak menyukai kata itu.
"Papamu sudah pulang?" tanya mama yang kembali menelpon sore harinya.
"Belum?"
"Dari pagi sampai sekarang?"
"Mungkin masih dijalan..."
"Kamu mau aja dibohongi, Nak..." terdengar suara tawa kecil diseberang.
Keesokkan paginya,
"Papa di rumah, Nak?"
"Pergi liat kios,"
"Pagi-pagi? Memang ada yang buka? Celakalah ia kalau ke rumah wanita itu."
Ada apa dengan keduanya? Setiap keluar rumah, papa tak pernah bilang kemana ke mama. Dan setiap papa ke luar rumah, pikiran negatif selalu menghinggapi mama. Apalagi jika ponsel papa tak satupun yang bisa dihubungi, maka kata 'celaka' pasti keluar.
Ya, mama selalu mencurigai papa sejak mengetahui belang laki-laki yang ia sebut suami. Sedangkan aku, aku kecewa dengan papa juga marah. Tapi kini hati ini sedikit melembut, setidaknya setelah beliau meminta maaf dan mengaku salah padaku. Sayang tidak dengan mama, mama tetap saja menaruh curiga dan sudah tak percaya lagi.
Awalnya aku berdiri dipihak mama, kini aku memilih tak memihak siapapun. Keduanya salah, papa salah karena membohongi dan menduakan mama. Dan dimataku mama pun salah, karena tak henti menuduh yang bukan-bukan, walau pada kenyataannya aku pun tak tahu apa yang dilakukan papa saat diluar rumah.
"Papa di rumah, dek?" sebuah pesan singkat datang dari mama.
"Keluar. Ke Bekasi,"
Tak berapa lama telpon rumah berdering. Aku tahu itu pasti mama. Dengan cepat ku raih telponnya.
"Bilang apa lagi?"
"Tak, ada. Hanya ke Bekasi dan mungkin tak bisa menjemput."
"Ya, sudah. Tapi kalau pulang urut papamu ke rumah wanita itu, maka celakalah ia!"
Aku hanya diam mendengarnya, bukan kali ini saja kata 'celaka' itu keluar dari mulut mama. Jujur aku tak menyukai kata itu.
"Papamu sudah pulang?" tanya mama yang kembali menelpon sore harinya.
"Belum?"
"Dari pagi sampai sekarang?"
"Mungkin masih dijalan..."
"Kamu mau aja dibohongi, Nak..." terdengar suara tawa kecil diseberang.
Keesokkan paginya,
"Papa di rumah, Nak?"
"Pergi liat kios,"
"Pagi-pagi? Memang ada yang buka? Celakalah ia kalau ke rumah wanita itu."
Ada apa dengan keduanya? Setiap keluar rumah, papa tak pernah bilang kemana ke mama. Dan setiap papa ke luar rumah, pikiran negatif selalu menghinggapi mama. Apalagi jika ponsel papa tak satupun yang bisa dihubungi, maka kata 'celaka' pasti keluar.
Wednesday, April 6, 2011
[FF] Puber Kedua
"Bukan saya yang mengejar, tapi Bapak." ucapannya membuat ibu Min, tak dapat berkata-kata karena menahan emosi. Bagaimana bisa ia berkata begitu, sementara ia sudah merusak rumah tangga orang lain. Dari kejauhan putrinya menatap penuh kebencian, namun bibirnya melukis senyum saat sang bunda menatapnya lekat.
Ia tahu seperti apa belang ayahnya, tapi memilih diam dan berpura-pura tak tahu. Ia tak ingin bundanya lebih sedih lagi karenanya.
"Kamu nggak makan, Nak?"
"Nanti," Jena menjawab sekenanya. Ia sedang tak ingin berbicara pada sosok didepannya.
"Siapa Era?" tanyanya tiba-tiba.
"Era mana?"
"Ayah tahu siapa yang ku maksud," ia pun berlalu tanpa menunggu reaksi ayahnya.
Selama ini Jena merasa aneh dengan perubahan sang ayah yang lain dari biasanya, tapi ia tak pernah menduga jika beliau ternyata sedang mengalami puber kedua.
Monday, April 4, 2011
[FF] Private Number
Sudah berkali-kali private number selalu menghubungi ponselku. Aku yang tadinya cuek, lama-lama kesal juga. Akhirnya ku jawab juga, tapi aku memilih tak bersuara dan ternyata diseberang pun tak bersuara.
Private number sekarang rutin mengangguku. Andai ku tahu siapa, pasti sudah ku marah-marahi dia.
"Siapa sih ini?!" gerutukku kesal, melempar ponselku ke kasur.
"Awas saja kalau ku tahu siapa!" seruku setengah mengancam.
Entah siapa yang iseng, entah siapa yang kurang kerjaan, entah siapa yang seakan menerorku.
Dari pada pusing-pusing, kuputuskan mengganti nomer. Sayang sebenarnya, apa lacur dari pada setiap sore private number terus mengahantui, ku pilih jalan ini.
"Nomermu ganti ya?"
"Iya, habis sebal juga lama-lama diteror." akupun memberitahukan nomer baruku pada Lena.
Setidaknya untuk beberapa waktu aku terebebas. Sampai...
"Lagi?! How...?"
...private number...
aku mendiamkannya, ku silent akhirnya
Private number sekarang rutin mengangguku. Andai ku tahu siapa, pasti sudah ku marah-marahi dia.
"Siapa sih ini?!" gerutukku kesal, melempar ponselku ke kasur.
"Awas saja kalau ku tahu siapa!" seruku setengah mengancam.
Entah siapa yang iseng, entah siapa yang kurang kerjaan, entah siapa yang seakan menerorku.
Dari pada pusing-pusing, kuputuskan mengganti nomer. Sayang sebenarnya, apa lacur dari pada setiap sore private number terus mengahantui, ku pilih jalan ini.
"Nomermu ganti ya?"
"Iya, habis sebal juga lama-lama diteror." akupun memberitahukan nomer baruku pada Lena.
Setidaknya untuk beberapa waktu aku terebebas. Sampai...
"Lagi?! How...?"
...private number...
aku mendiamkannya, ku silent akhirnya
Saturday, April 2, 2011
[FF] Akhir Ku dan Keluargaku
Aku lari dari apa?
Mengapa aku berlari?
Dengan terengah-engah, ku memilih merapat kedinding. Aku berusaha mengatur nafas sambil sesekali menyeka air mata yang tak henti.
Flashback,
"Ma, Pa, bisakah kalian tak berpisah. Bertahanlah, ku mohon..." dengan tatapan memelas gantian ku melihati mereka. Mataku basah sudah.
Apa lacur, seperti yang pernah mama katakan sebelumnya. Sewaktu-waktu beliau akan 'meledak'. Dan itu terjadi pagi ini.
Mama menggeleng pelan, papa membuang muka. Ku yakini mereka, walau ku tahu jauh sebelumnya tentang belang papa dibelakang kami, namun aku memilih diam. Kusembunyikan rapat. Karena bagiku keluarga ini adalah segalanya.
Papa keluar dengan tas ditangan, sambil berkata akan mengirimkan surat cerai secepatnya. Mama tak kalah galak, beliau masuk ke kamar, membanting pintu. Aku jatuh terduduk dan menangis sejadinya. Ini kah akhir keluargaku...
"Pa, aku sayang padamu. Apa yang wanita itu lakukan padamu?"
"Ma, aku juga sangat sayang padamu. Aku tahu ini begitu menyakitkan..."
Aku bangkit dan mulai berlari, berlari, dan terus berlari.
Ku lanjut untuk berlari,
"Ughh..."
Apa ini? mengapa terasa sakit. Aku memagangi perutku, saat ku lihat kedua tanganku penuh darah, aku terperanjat. Dan lebih mengejutkan lagi saat ku berbalik, aku melihatnya...wanita itu...
"Kau..."
Ia tersenyum dingin padaku.
"Pa..."
Tubuhku limbung...
"To...lo...ng..."
Mengapa aku berlari?
Dengan terengah-engah, ku memilih merapat kedinding. Aku berusaha mengatur nafas sambil sesekali menyeka air mata yang tak henti.
Flashback,
"Ma, Pa, bisakah kalian tak berpisah. Bertahanlah, ku mohon..." dengan tatapan memelas gantian ku melihati mereka. Mataku basah sudah.
Apa lacur, seperti yang pernah mama katakan sebelumnya. Sewaktu-waktu beliau akan 'meledak'. Dan itu terjadi pagi ini.
Mama menggeleng pelan, papa membuang muka. Ku yakini mereka, walau ku tahu jauh sebelumnya tentang belang papa dibelakang kami, namun aku memilih diam. Kusembunyikan rapat. Karena bagiku keluarga ini adalah segalanya.
Papa keluar dengan tas ditangan, sambil berkata akan mengirimkan surat cerai secepatnya. Mama tak kalah galak, beliau masuk ke kamar, membanting pintu. Aku jatuh terduduk dan menangis sejadinya. Ini kah akhir keluargaku...
"Pa, aku sayang padamu. Apa yang wanita itu lakukan padamu?"
"Ma, aku juga sangat sayang padamu. Aku tahu ini begitu menyakitkan..."
Aku bangkit dan mulai berlari, berlari, dan terus berlari.
Ku lanjut untuk berlari,
"Ughh..."
Apa ini? mengapa terasa sakit. Aku memagangi perutku, saat ku lihat kedua tanganku penuh darah, aku terperanjat. Dan lebih mengejutkan lagi saat ku berbalik, aku melihatnya...wanita itu...
"Kau..."
Ia tersenyum dingin padaku.
"Pa..."
Tubuhku limbung...
"To...lo...ng..."
Wednesday, March 23, 2011
[FF] Bohong
"Sara, tunggu!" Galuh mengejar Sara yang tiba-tiba saja keluar dari cafe dengan terburu-buru. Saat ia berhasil menarik lengan Sara. Sara menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa buru-bu..."
Sara tak menjawabnya, ia kembali melangkah. Dengan segera meraih telpon genggamnya dari dalam kantung roknya. Ia mendial no.1
my lovely dady
"Papa, dimana?"
"Di rumah. Kenapa, dek?"
Langkah Sara terhenti. Tubuhnya lemas...
Galuh mencoba menopangnya. Ia terlihat cemas dengan perubahan tiba-tiba sahabatnya itu. Ada apa sebenarnya? Mengapa ia lari begitu mereka tiba di cafe tadi? Apa yang ia lihat sebenarnya? Begitu banyak pertanyaan yang ia sendiri tak tahu akan mendapat jawabnya atau tidak.
"Tinggalkan aku," pinta Sara dengan suara yang terdengar serak.
"Tapi..."
"Aku ingin sendiri..." Sara menatapnya.
"Berjanjilah kau akan baik-baik saja,"
Galuh melepas rangkulannya, ia membiarkan Sara menghilang dalam kerumunan banyak orang. Tapi diam-diam ia mengikuti. Ternyata Sara kembali ke cafe yang tadi. Galuh terlihat syok saat mengenali sosok lelaki yang di tatap Sara dengan tatapan nanar.
"Bukankah itu..." Galuh menbekap mulutnya. Ia melihat Sara berjalan mendekati meja lelaki itu.
"Pa..."
sama seperti Galuh, sosok lelaki itu pun syok melihat kehadiran Sara. Begitupun dengan wanita disampingnya.
"Kenapa buru-bu..."
Sara tak menjawabnya, ia kembali melangkah. Dengan segera meraih telpon genggamnya dari dalam kantung roknya. Ia mendial no.1
my lovely dady
"Papa, dimana?"
"Di rumah. Kenapa, dek?"
Langkah Sara terhenti. Tubuhnya lemas...
Galuh mencoba menopangnya. Ia terlihat cemas dengan perubahan tiba-tiba sahabatnya itu. Ada apa sebenarnya? Mengapa ia lari begitu mereka tiba di cafe tadi? Apa yang ia lihat sebenarnya? Begitu banyak pertanyaan yang ia sendiri tak tahu akan mendapat jawabnya atau tidak.
"Tinggalkan aku," pinta Sara dengan suara yang terdengar serak.
"Tapi..."
"Aku ingin sendiri..." Sara menatapnya.
"Berjanjilah kau akan baik-baik saja,"
Galuh melepas rangkulannya, ia membiarkan Sara menghilang dalam kerumunan banyak orang. Tapi diam-diam ia mengikuti. Ternyata Sara kembali ke cafe yang tadi. Galuh terlihat syok saat mengenali sosok lelaki yang di tatap Sara dengan tatapan nanar.
"Bukankah itu..." Galuh menbekap mulutnya. Ia melihat Sara berjalan mendekati meja lelaki itu.
"Pa..."
sama seperti Galuh, sosok lelaki itu pun syok melihat kehadiran Sara. Begitupun dengan wanita disampingnya.
Friday, March 18, 2011
Virus Merah Jambu
Islamedia - “Sebuah fenomena tak pantas itu terlihat dihadapan salah seorang aktivis dakwah kampus..
Akh pulan sedang berboncengan dengan ukhti….???
jadi benar dugaan ikhwah ikhwah selama ini? Bahkan beberapa ikhwah melihat dua orang aktivis dakwah kampus ini tengah asyik makan berdua pada sebuah rumah makan..
mereka pacaran???
“Astaghfirullah…”
Thursday, March 17, 2011
Sister and Me
Duduk termenung menatap langit malam. Terbayang-bayang masa lalu, akankah senyum itu kan menghilang? Akankah suara-suara rutin itu tak lagi menghampiri? Akankah tawa-tawa renyah itu kan menguap? Akankah guyonan itu tak lagi terdengar? Ia kan pergi, maka mengapa harus ku tahan. Inilah yang ku tunggu, inilah yang ku nanti. Senyum. Ya, senyum bahagianya yang ingin ku lihat. Senyum sumringahnya yang ingin ke rekam dalam ingatan. Menggantikan semua linangannya, sedihnya, dukanya, pun juga perihnya.
Mengenang masa lalu memang indah, namun kini adalah kini tak usahlah terlalu terikat dengan masa lalu. Cukuplah yang lalu sebatas kenangan, kenangan manis dan pahit.
Tuesday, March 15, 2011
Jika Ia Tidak Ada Maka Carilah...
Monday, March 14, 2011
This is me... What Should I do? Not much time left...
Here I am. An ordinary girl, like always...
Waktu terus berlalu dan tak dapat berputar walau sedetik. Tak terasa begitu banyak hal yang terlewati begitu saja. Tak tergapai...tak terjangkau...dan penyesalan selalu datang belakangan.
Waktu tak dapat dihentikan, walau seberapa keras kau berusaha. Karena ia akan terus berputar, sekali kau tertinggal maka jangan salahkan ia, salahkan dirimu sendiri. Dan seperti itulah yang terjadi...
Fenomena Akhwat Facebook-ers
Oleh: Lhinblue alfayruz
dakwatuna.com – Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun FB..
”Ada FB ga?”
”Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com..”
Tak berapa lama kemudian.
”Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih?? Fotomu mana?”, tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.
”Itu semua foto keponakanku yang lucu.. ”, jawabku.
Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga..
“De’ kok di FBmu ga ada fotomu siih??”, tanya kakak sepupu yang baru aja ngeadd FB-ku.
“Hehe.. Ntar banyak fansnya..”, jawabku singkat sambil nyengir.
Inilah Obat Kanker Paling Ampuh yang Ditutupi Selama Bertahun-tahun
Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa?
Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya Sepuluh Ribu Kali Lipat lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.
Sunday, March 13, 2011
Hunting Buku di IBF @Istora Senayan
Hunting buku siapa yang tidak tertarik? Apalagi ada iming-iming diskon yang lumayan ^_^ Hayo pada ngaku yang hunting buku pasti juga ngincer diskonnya, ya kaaaannnn.... ^_*
Sudah terplanning sejak beberapa bulan sebelumnya (bahkan dari IBF tahun lalu. Karena terkendala dana, maka tahun ini harus dapat buku yang menjadi inceran.), sayang lagi-lagi masalah dana, buku pokok yang menjadi target tak semuanya didapat...hiks. Tapi setidaknya dapat buku yang dibutuhkan plus dua buku untuk peri-peri kecilku yang manis dan sholeha. Hanya belum sempat diberikan (insyAllah soon, my sweety honey).
Friday, March 11, 2011
Membaca Al Qur’an Dapat Mencerdaskan Otak
Menurut hasil penelitian ternyata membaca Al
Qur’an sehabis maghrib dan sesudah subuh itu dapat meningkatkan
kecerdasan otak sampai 80 % , karena di sana ada pergantian dari siang
ke malam dan dari malam kesiang hari di samping itu ada tiga aktifitas
sekaligus , membaca , melihat dan mendengar .
Qur’an sehabis maghrib dan sesudah subuh itu dapat meningkatkan
kecerdasan otak sampai 80 % , karena di sana ada pergantian dari siang
ke malam dan dari malam kesiang hari di samping itu ada tiga aktifitas
sekaligus , membaca , melihat dan mendengar .
Monday, March 7, 2011
Lakukan dari hati dengan penuh keikhlasan
Maka semua kan terasa ringan.
Apapun yang sedang kau kerjakan,
wujudkan hatimu
beri ikhlasmu
Love Letter-Part 2 (warm call)
Di keluarga baru, ku temukan istilah-istilah hangat yang lucu. Kata mereka-mereka ini adalah panggilan sayang ^_^ Panggilan-panggilan itu adalah; goyang, tiyang, dayang, eyang dan kayang (yang=sayang). So cute, right...heee.
Tuesday, March 1, 2011
Aku Tak Lelah
Jangan katakan aku lelah
Jangan lihat aku lelah
Ku katakan aku tak lelah
Benar aku tak lelah
Aku tak lelah berjalan dijalanNya
Tak kubiarkan diri ini lelah menelusuri jalanNya
Tak kubiarkan diri ini tertinggal, hanya karena lelah
Jangan lihat aku lelah
Ku katakan aku tak lelah
Benar aku tak lelah
Aku tak lelah berjalan dijalanNya
Tak kubiarkan diri ini lelah menelusuri jalanNya
Tak kubiarkan diri ini tertinggal, hanya karena lelah
Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
99 Nama Allah SWT Asma-Ul-Husna
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam syurga" - Riwayat Bukhari
Adapun ASMA-UL-HUSNA adalah merupakan nama-nama Allah s.w.t. yang terkandung didalam Al-Quran.
Tuesday, February 22, 2011
Tafakur
Dakwatuna.com
Oleh: Mochamad Bugi
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan.
Sunday, February 20, 2011
Ku kejar-kejar, namun tetap ditinggal...
Ini kejadian tadi pagi. Saat harus buru-buru berangkat (karena kesiangan). Suatu hari yang diawali dengan ketidak nyamanan tapi diakhiri dengan sesuatu yang luar biasa. Baru sekitar 5menitan duduk dikursi metro, eh tiba-tiba si abang supir nerima obyek'an dadakan yakni mengangkut rombongan. Ketika itu di metro memang barulah ada 3 orang penumpang, maklum karena saat itu masih pagi, masih dibawah jam 7an sudah begitu hari libur pula. Alhasil, setelah keduanya menyepakai harga, kami bertiga pun diturunkan. Uang ongkos yang sempat diberi memang dikembalikan, apalah daya sudah kadung sebel, ini wajah akhrinya tertekuk sudah...a.k.a BT berat!
Sesuatu yang berat kan terasa ringan bilamana hati ikhlas menjalankannya. Tak ada yang berat, semua kan berat bilamana hanya ada gerutukan belaka dan dijalankan setengah hati. Berikan sepenuh hatimu untuk apa-apa yang sedang kau kerjakan. Semangat! Keep spirit!
Wednesday, February 16, 2011
Apapun Pekerjaan yang saat ini kamu jalani, nikmatilah dengan suka hati. Never give up, althought that was difficult. Tak ada pekerjaan yang tak mudah, tapi ia akan terasa mudah jika dikerjakan dengan ikhlas.
Keep Spirit!
It's cute ^^
Domba-domba yang lucu sedang bermain-main di desktop ku. Cukup menghibur ^.^ Domba-domba ini didapat dari hasil download'an yang linknya diberikan oleh seorang kawan di FB.
Menghias Hati dengan Menangis
Dakwatuna.com
oleh: Muhammad Nuh
oleh: Muhammad Nuh
“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.
Uang sebagai Fitnah Kehidupan
Dakwatuna.com
oleh: Muhammad Nuh
oleh: Muhammad Nuh
Uang dalam kehidupan kadang seperti selimut di saat malam. Harus tebal dan cukup menghangatkan seluruh tubuh dari terpaan dinginnya malam. Tapi, berhati-hatilah. Karena selimut yang kurang bersih bisa menjadi penghubung antara kutu-kutu jahat dengan tubuh si pengguna.
Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong
Dakwatuna.com
oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
(Part 2 - Finished) 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
6. Azzubair Ibnul Awwam (Pengikut Setia Rasulullah)
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Ia adalah orang yang pertama kali menghunus pedangnya di perang fi sabilillah. Ia disebut Hawaryy Rasulullah saw. Terlihat sekali jikalau Rasulullah sangat mencintai dirinya. Itu bukan hanya karena ia anak bibi Rasulullah Saw atau karena suami dari Asma (putri Abubakar) tapi karena ia adalah seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah Swt. Sampai-sampai saat Azzubair meninggal, ia meninggalkan hutang. Dikarena seluruh hartanya diinfakkan untuk perjuangan islam.
(Part 1) 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)
Tuesday, February 15, 2011
Dont Give Up
Lihat kedepan, jalanmu masih panjang kawan
Usah bersedih
Usah bersusah hati
Usah bersedih
Usah bersusah hati
Doa dan Ikhtiar
Apa yang salah saat sesuatu yang diusahakan belum juga membuahkan hasil? Apa karena itu lantas kita langsung down...menyerah...dan tak lagi ingin melakukan sesuatu. Mengapa tidak tanyakan pada diri kita masing-masing, apa yang salah? apa yang kurang?
Doa dan Ikhtiar, dua hal yang tak terpisahkan. Jangan pilih salah satu, tapi HARUS keduanya. Jika pun keduanya sudah kita lakukan tapi juga belum terlihat hasilnya. Itu bukan berarti Allah tak mengabulkan namun belum, belum saatnya karena IA pasti mempunyai suatu rencana lain atas semua doa dan ikhtiar kita.
Antara Busway, Patas AC, Patas Biasa dan Kereta Api Ekonomi
Dimana diantara keempatnya yang menjadi angkutan umum favoritku untuk ke Depok dan sekitarnya? Boleh dibilang keempatnya, but...
1. Kerete Api Ekonomi
Dari keempatnya, inilah yang paling irit diongkos. Tak hanya itu, tapi yang pertama kali ku TOLAK jika jalan sendiri. Pengalaman lalu membuat diri ini enggan untuk menaikinya...
Monday, February 14, 2011
Love Letter-Part 1 (when I arrived)
Pertengahan Ramadhan tahun kemarin, aku dipertemukan dengan 'keluarga' baru. Sebuah keluarga yang tak kalah hangat dengan keluaga sebelumnya. Yang membedakan hanyalah, kali ini...tak satupun dari mereka yang ku kenal. Berbeda dengan keluargaku sebelumnya, yang kesemuanya berasal dari satu perkuliahan yang sama. Sebuah tantangankah atau...???
"Dosa yang paling besar adalah menyekutukan Allah, membunuh jiwa, menyakiti ibu bapak dan perkataan dusta."
(H.R. Bukhari)
"Bila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya."
(H.R. Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, dan An Nasa'i)
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari golongan manusia."
Para Sahabat bertanya,"Wahai Rasulullah siapakah mereka?"
Beliau menjawab,"Mereka adalah ahli Al Qur'an; mereka adalah keluarga Allah dan pilihanNya."
(H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim)
Para Sahabat bertanya,"Wahai Rasulullah siapakah mereka?"
Beliau menjawab,"Mereka adalah ahli Al Qur'an; mereka adalah keluarga Allah dan pilihanNya."
(H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim)
Nikmat itu Tak Terkira Rasanya
Alhamdulillah wa syukurilah, diri ini berada dalam lingkungan yang subhanallah sungguh nikmat yang tak terkira. Bertemu dengan orang-orang yang begitu bersemangat dan tetap teguh terus berjuang di jalanNya. Bersama mereka diri ini menapaki jalan panjangNya. Berpegang erat dan saling mendukung satu sama lain. Jika ada yang terjatuh, ada begitu banyak tangan yang terulur. Senyum-senyum itu begitu tulus. Bantuan-bantuan itu ikhlas dari hati.
Morning Blue
Morning Blue kali ini bukanlah pagi yang sedih, tapi pagi yang cerah. Kenapa bisa begitu? Padahal hujan turun sedari pagi sebelum subuh, terhenti sejenak yang akhirnya kembali membasahi bumiku berpijak. Hujan adalah berkah, sesuatu yang harus kita syukuri, kita nikmati. Coba bayangkan jika setiap hari tak ada air yang ditumpahkan olehNya, bagaimana nasib para petani kita?
Usahlah mengeluh kawan, alangkah tak guna diri kita ini jika hanya kita isi dengan keluhan saja. Hujan kita mengeluh, panaspun kita mengeluh. Lantas, kita ingin yang seperti apa? STOP mengeluh. Yuk, kita banyak-banyak bersyukur dan menikmati karuniaNya.
Usahlah mengeluh kawan, alangkah tak guna diri kita ini jika hanya kita isi dengan keluhan saja. Hujan kita mengeluh, panaspun kita mengeluh. Lantas, kita ingin yang seperti apa? STOP mengeluh. Yuk, kita banyak-banyak bersyukur dan menikmati karuniaNya.
Friday, February 11, 2011
"Innamal a'maalu binniyaat, wa innamaa likullimri inmaa nawa"
Amal hanyalah bergantung dengan niatnya dan masing-masing orang hanya memperoleh apa yang sudah di niatkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)